Senin, 13 April 2015

Niat mengubah hidup pemimpin

Niat adalah kunci bagi seluruh amal perbuatan yang dilakukan oleh setiap muslim.  Oleh karenanya, dalam berkata dan bertindak, setiap muslim harus terlebih dahulu menghadirkan niat yang baik, sehingga ucapan dan perbuatannya berbuah menjadi kebaikan.

Rasulullah SAW bersabda:


إنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Semua amal perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi masing-masing orang (tergantung pada) apa yang diniatkannya” (Hadits Shahih. Muttafaq Alaih, Diriwayatkan oleh Bukhari No. 1 dan Muslim No. 1907)
 
Mengomentari hadits tersebut, Ibnu Rajab berkata: “setiap amal perbuatan - sah atau rusaknya, diterima atau ditolak, berpahala atau tidak berpahala - ditentukan oleh niat-niatnya.” Dengan niat yang baik, amal perbuatan yang sederhana bisa menghasilkan pahala yang besar. Sebaliknya, karena niat yang salah, amalan yang besar sekalipun, bisa jadi hanya seperti debu yang beterbangan.
 
Oleh karena itu, setiap amal perbuatan, apapun bentuknya, berpeluang mendatangkan pahala kebaikan apabila dilakukan dengan niat yang baik. Contohnya dalam hal memberikan nafkah kepada keluarga, apabila diniatkan untuk menjalankan kewajiban yang Allah perintahkan, maka perbuatan ini insya Allah akan mendatangkan pahala kebaikan. Sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi SAW:

إِنَّك لَنْ تَنْفَقَ نَفَقَةً تَبْتَغِي بِهَا وَجْهَ اللهِ إِلاَّ أُجِرْتَ عَلَيْهَا حَتَّى مَا تَجْعَلُ فِيْ فِي امْرَأَتِكَ                                      

Tidaklah engkau menafkahkan suatu nafkah yang engkau maksudkan untuk mengharap wajah Allah kecuali engkau akan diberi pahala atasnya termasuk apa yang engkau suapkan ke dalam mulut istrimu”. (Hadits Shahih. Diriwayatkan oleh Bukhari No. 54)

Demikian pula, setiap amal perbuatan yang dilandasi oleh niat yang salah maka perbuatan tersebut tidak akan mendatangkan pahala kebaikan sama sekali, bahkan sebaliknya, berujung pada kesia-siaan dan balasan yang menghinakan.
 
Perhatikan sabda Rasulullah SAW berikut ini :

إِنَّ أَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ قَاتَلْتُ فِيكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ لِأَنْ يُقَالَ جَرِيءٌ فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ الْقُرْآنَ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيكَ الْقُرْآنَ قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ عَالِمٌ وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِئٌ فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ وَرَجُلٌ وَسَّعَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَعْطَاهُ مِنْ أَصْنَافِ الْمَالِ كُلِّهِ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ مَا تَرَكْتُ مِنْ سَبِيلٍ تُحِبُّ أَنْ يُنْفَقَ فِيهَا إِلَّا أَنْفَقْتُ فِيهَا لَكَ قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ هُوَ جَوَادٌ فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ ثُمَّ أُلْقِيَ فِي النَّارِ         

Sesungguhnya manusia pertama yang diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan Allah. Ia dihadirkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan (yang diberikan di dunia), dan ia pun mengakuinya. Kemudian Allah bertanya kepadanya : 'Amal apakah yang telah engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?' Ia menjawab : 'Aku berperang semata-mata karena Engkau sehingga aku mati syahid.' Allah berfirman : 'Engkau dusta! Engkau berperang supaya dikatakan sebagai orang yang gagah berani.' Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret orang itu di atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka.

Berikutnya (yang diadili) adalah seorang penuntut ilmu yang mengajarkan ilmunya serta membaca Al-Qur`an. Ia dihadirkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan (yang diberikan di dunia), dan ia pun mengakuinya. Kemudian Allah bertanya kepadanya: 'Amal apakah yang telah engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?' Ia menjawab: 'Aku menuntut ilmu dan mengajarkannya, aku juga membaca Al-Qur`an hanyalah karena Engkau semata.' Allah berfirman: 'Engkau dusta! Engkau menuntut ilmu agar dikatakan seorang ‘alim (orang berilmu) dan engkau membaca Al-Qur`an supaya dikatakan (sebagai) seorang qari' (pembaca Al-Qur`an yang baik).' Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret orang itu di atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka.

Selanjutnya (yang diadili) adalah orang yang diberikan kelapangan rezeki dan berbagai macam harta benda. Ia dihadirkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan (yang diberikan di dunia), dan ia pun mengakuinya. Kemudian Allah bertanya kepadanya: 'Amal apakah yang telah engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?' Ia menjawab: 'Aku tidak pernah meninggalkan sedekah dan infaq pada jalan yang Engkau cintai, dan aku melakukannya semata-mata karena Engkau.' Allah berfirman: 'Engkau dusta! Engkau berbuat yang demikian itu supaya dikatakan seorang dermawan (murah hati).' Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret orang itu di atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka.’” (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Muslim No. 1905)
 

Di sinilah pentingnya membangun seluruh amal perbuatan di atas niat yang lurus.  Sebab, niat adalah intisari amal  perbuatan dan pilarnya. Allah SWT memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk senantiasa menjaga keikhlasan niat dalam seluruh amal perbuatan, sebagaimana firman-Nya:

وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ

"dan tidaklah mereka disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya; dalam (menjalankan) agama dengan lurus." (Q.S. Al-Bayyinah: 5).

 
Niat Baik Tetap Akan Menjadi Kebaikan Walaupun Belum Terlaksana 

Jika seorang muslim berniat melakukan perbuatan baik, akan tetapi perbuatan tersebut belum terlaksana, maka ia tetap akan mendapatkan pahala dari niat baiknya tersebut.

Rasulullah SAW bersabda, “Allah Azza Wa Jalla telah berfiman:”

إِذَا تَحَدَّثَ عَبْدِي بِأَنْ يَعْمَلَ حَسَنَةً فَأَنَا أَكْتُبُهَا لَهُ حَسَنَةً مَا لَمْ يَعْمَلْ فَإِذَا عَمِلَهَا فَأَنَا أَكْتُبُهَا بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا                    
   
"Apabila hamba-Ku berniat akan melakukan satu kebaikan maka Aku mencatat untuknya satu kebaikan walaupun ia belum  melakukannya. Jika ia melakukannya, maka Aku mencatat untuknya sepuluh kali lipat." (Hadits Shahih. Diriwayatkan oleh Muslim, Mukhtasar Shahih Muslim I/82).
   
Dalam riwayat lain, Anas bin Malik RA bercerita, “Kami kembali dari perang Tabuk bersama Nabi SAW, kemudian beliau bersabda:”

إِنَّ أَقْوَامًا بِالْمَدِينَةِ خَلْفَنَا مَا سَلَكْنَا شِعْبًا وَلَا وَادِيًا إِلَّا وَهُمْ مَعَنَا فِيهِ حَبَسَهُمْ الْعُذْرُ                                        

Sesungguhnya ada beberapa kaum muslimin di Madinah, yang tidak ikut berperang bersama kita, tidaklah mendaki bukit, tidak pula menyusuri lembah, akan tetapi mereka bersama kita (dalam mendapatkan pahala berperang), yaitu mereka - yang sudah berniat ikut berperang, tetapi - tertahan oleh udzur." (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Bukhari No. 2626)

Niat baik yang menjadi pahala tersebut tentu bukanlah niat yang sekadar ucapan di lisan saja. Bukan pula niat yang hanya sekedar terbersit di dalam pikiran saja. Namun, niat yang membangkitkan hati dan seluruh anggota badan untuk melakukan suatu amal perbuatan yang baik semata-mata karena Allah atau karena menaati perintah Allah.

 
Berhati-Hati Terhadap Niat Buruk 

Niat dan keinginan untuk melakukan amal perbuatan yang buruk apabila tidak segera ditaubati dan terbawa mati, maka akan membawa pelakunya kepada keburukan dan akhir yang buruk.

Rasulullah SAW mengingatkan:

أَيُّمَا رَجُلٍ يَدَيَّنُ دَيْنًا وَهُوَ مُجْمِعٌ أَنْ لاَ يُوَفِّيَهُ إِيَّاهُ لَقِىَ اللَّهَ سَارِقًا                                                          

Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam keadaan sebagai pencuri.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah No. 2410. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)

Dari Al-Ahnaf bin Qais, ia menceritakan bahwa Abu Bakrah berkata, ‘sesungguhnya aku  mendengar Rasulullah SAW bersabda:’

إِذَا تَوَاجَهَ الْمُسْلِمَانِ بِسَيْفَيْهِمَا فَالْقَاتِلُ وَالْمَقْتُولُ فِي النَّارِ قَالَ فَقُلْتُ أَوْ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا الْقَاتِلُ فَمَا بَالُ الْمَقْتُولِ قَالَ إِنَّهُ قَدْ أَرَادَ قَتْلَ صَاحِبِهِ                                       

Apabila dua orang muslim saling berhadapan dengan menghunus pedang, maka orang yang membunuh dan yang terbunuh sama-sama masuk neraka“. Saya bertanya kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah, orang yang membunuh itu sudah jelas akan masuk neraka, tetapi mengapa orang yang terbunuh juga masuk neraka?" Rasulullah SAW menjawab, "Karena ia juga berniat membunuh temannya.” (Hadits Shahih. Diriwayatkan oleh Muslim,  Mukhtasar Shahih Muslim VIII/170)

 
Niat Baik Hanya Untuk Perbuatan Baik
 
Niat baik tidak bisa mempengaruhi perbuatan maksiat dan merubahnya menjadi kebaikan. Di dalam Islam, niat yang suci harus diwujudkan dengan cara yang suci pula. Syariat Islam tidak membenarkan apa yang disebut dengan prinsip al-ghayah tubarrirul wasilah (untuk mencapai tujuan, cara apapun dibenarkan), atau prinsip al-wushulu ilal haq bil khaudhi fil katsiri minal bathil (untuk dapat memperoleh sesuatu yang baik, boleh dilakukan dengan bergelimang  kebatilan).  

Dengan demikian, orang yang menggunjingkan kejelekan seseorang dengan niat untuk menyenangkan hati orang lain, atau orang yang membeli kupon undian dengan niat untuk membantu pembangunan masjid, atau orang yang melakukan korupsi dengan niat untuk menghidupi keluarga, membantu anak yatim, fakir miskin dan sebagainya, maka perbuatan mereka itu tetaplah sebuah dosa walaupun berdalih niatnya baik. 

Wallahu A’lam bis Shawab

Jumat, 31 Mei 2013

Berfikir Positif dan Optimis

Dunia seakan-akan gelap. Seolahnya tiada lagi cahaya yang menyuluh. Apakah ini pengakhiran yang kita mahukan?

Kejayaan adalah memaksimumkan potensi kita untuk merealisasikan matlamat utama kita dalam perjalanan hidup. Semua insan pernah gagal. Kerana gagal adalah guru.

Apabila kita berusaha untuk mencapai sesuatu, kita berjaya kerana kita tahu cara untuk mencapai matlamat kita.

Bijak pandai pernah berkata, "Sama ada kita menjadi abu atau menjadi seekor merak, ia terpulang pada diri kita sendiri."

Sebenarnya, hidup kita bukan sekadar bergantung pada setiap apa yang berlaku pada kita dan sekeliling, tetapi ia lebih kepada bagaimana kita memberi tindak balas terhadap apa yang berlaku.

Sayangi diri.

Buatlah sesuatu demi kebaikannya dan yang memberi manfaat buatnya.

Ia bukan bermakna pergi spa 30 hari sebulan, tetapi lebih dari itu.

Kisah Guru Dan Murid

Seorang guru pernah bertanya pada anak muridnya, "Adakah kamu semua menyayangi diri sendiri?"

Dan para murid menjawab, "Ya! Kami sayang diri kami!"

Ujar guru itu, "Bagaimana cara kamu semua menyayangi diri sendiri?"

"Belajar sungguh-sungguh!"

"Jaga hati!"

"Pakai topi keledar!''

Maka kata si guru,

"Benar. Tetapi ia lebih dari itu. Terimalah diri kamu, tiada manusia yang sempurna. Hormatlah maruah kamu, ia tidak pernah meminta untuk diragut melainkan kamu yang membiarkannya. Berikan galakan kepada diri kamu, galakan orang lain tidak cukup buatmu. Rancangkan kejayaan buat diri kamu, jangan biar diri kamu gagal kerana kegagalan yang diterima."

Boleh menangis, menyesal, menjerit sekuat mungkin kerana meratapi kegagalan yang diterima. Tetapi pada esok hari, kamu harus bangun tidur dengan segar dan hilangkan segala kesedihan.

Kenapa?

Kerana berabad-abad sekalipun tangisan dan kekecewaan ia tidak akan merubah apa-apa. Ambil separuh untuk dijadikan iktibar dan ambil separuh untuk dijadikan pendorong.

Kisah Lelaki dan Jadual Penerbangannya

Seorang lelaki mengejar penerbangannya, saat tiba di lapangan terbang, penerbangannya terpaksa dilewatkan kerana kerosakan pada bahagian tertentu. Tetapi dia tidak marah. Katanya, "Bagus!"

Maka orang di sekelilingnya hairan. Bukankah sepatutnya lelaki itu marah.

"Mereka mengambil berat akan keselamatan kita. Bukankah ia bagus?"

"Tetapi.. sukarlah untuk kita mendapatkan penerbangan berikutnya. Kerana kita terpaksa menunggu dengan begitu lama. Sedangkan sekarang kita sedang mengejar masa!"

"Bagus!"

Dan orang di sekelilingnya bertambah hairan.

"Kenapa bagus?".

"Kerana saya dan semua orang dapat bersantai-santai terlebih dahulu. Cuaca di luar sana sangat tidak menyenangkan. Sedangkan kita di sini berada dalam keadaan nyaman dan selesa. Terdapat beberapa buah kusyen empuk di hujung kaunter. Terdapat makanan dan kopi panas di kafeteria. Jadi saya akan memanfaatkan peluang ini, kerana saya sering tidak cukup masa selama ini. Sekarang saya dapat membaca majalah kegemaran saya terlebih dahulu."

Dan orang sekelilingnya merasa kagum dengan lelaki itu. Seraya berkata, "Hebat!"

Itulah dia. Tabiatnya yang positif akan mempengaruhi kelakuan, kata-kata dan pastinya keputusan. Ia memberitahu dunia bahawa sikap positif penting dalam kehidupan. Apa sekali pun tujuan kita, fikir positif. Sentiasa positif dan optimis!

Saya tertarik dengan kata-kata Tan Sri Syed Mokhtar Al-Bukhari yang terdapat dalam sebuah buku motivasi "Menuju Kejayaan."

"Saya ini kata orang Kedah, lebai kodok bukan lebai pondok. Tapi saya tahu hal-hal asas. Kalau mahu, saya terus minta dari Tuhan. Tuhan beri manusia akal dan fikiran. Kalau hendak pakai baju biarlah padan dengan badan. Jangan jadikan agama hanya satu tempat untuk kita bergantung apabila kita susah."

sumber : http://www.iluvislam.com/inspirasi/motivasi/945-berfikiran-positif-dan-optimis.html

Selasa, 01 Januari 2013

Tahun ku telah berganti 2013.


Umur telah termakan waktu dalam kehidupan ini. Sudahkah kita lakukan yang terbaik untuk kehidupan ini. Atau dalam hidup hanyalah perjalanan mencapai kesuksesan diri saja. Pernahkah kita berfikir untuk intropeksi diri menyiapkan di kehidupan setelah dunia ini. Dunia yang kita tepati tidak kah ada ketahui kapan kita kan pergi menuju kehidupan hakiki. Ada pepatah orang jawa berkata "urip mung mampir ngombe", ya itulah kita sedang duduk istirahat di dunia mempersiapkan perbekalan untuk perjalanan selanjutnya setelah mengisi bekal. Apakah demikian pula kita lakukan demi kehidupan yang sesaat ini, tentu tidak hati kecil berkata. Hidup hanya Dia-lah yang tahu kemana kita kan bersandar. Atau kita tlah lupa dan terlena dengan kehidupan yang fana ini.



           Sobat,... perjalanan kita belum lah usai, masih banyak amalan yang perlu kita persiapkan. Kelak telah datang di hari yang kita nanti. Mari kita kembali kepada-Nya, sadarkan jiwa kita hanya untuk-Nya. Manusia tidak lah luput dari salah, kesalahan-kesalahan telah membenamkan diri ini jauh ke lembah kegelapan yang penuh dusta. Sadarkah kita umur kita telah sampai kan menginjak waktunya, memang kita tdak lah tahu sampai kapan alunan detak jantung kan berhenti. Tak ada yang abadi, salah satu lagu peterpan liris menyadarkan kalau kita lah harus bangkit untuk menuju-Nya. Hidup... di kehidupan dunia pasti kan kita lewati, kadang tidak sadari waktu telah terlewat begitu saja di depan kita. Usia telah menuntun kita untuk kembali kepada-Nya, akan kah atau mungkin kah kita menjadi kan dunia hanyalah untuk kesenangan semata.

           Tentulah banyak tanda tanya yang menginggapi diri ini, yang tak mungkin mengulang kembali waktu yang telah terlewat dengan kehidupan fana. Pernahkah sadari detak jantung kan berhenti, hela nafas telah hilang. Dunia terasa sepi, alunan ayat suci terdengar, suara tangis yang mengiri kita. Kehidupan terasa terhenti sejenak saat kita sadari telah pergi dari dunia ini.

           “Duh ... Gusti Allah, kulo nyuwun pangapuro... “

           Kata yang terucap saat telah datang waktu untuk kita.

           Kawan sebagai insan dunia, kita sadari setiap kalifah dunia telah mempunyai perjalanan dirinya masing-masing yang tlah di tentukan oleh-Nya.

            Mari kawan muhasabah kan jiwa kita hanya kepada-Nya. Di hari yang dimana semua insan berkumpul merayakan perayaan di seluruh dunia, tentu lah hal tersebut menyayat hati kecil kita. Yang dimana telah bertambahnya usia kita di awal tahun ini, dengan demikian apa yang akan kita pertanggung jawab kan kepada-Nya. Ku titip risalah kepada engkau kawan mari kita bangunkan kawan-kawan kita yang tlah terlena dan sakit akan dunia ini. Sebagai insan mujahid dan mujahidah Islam tentulah perjalanan ini belum usai, perlu kita perbaiki dengan seizin Allah, kita tegakkan kembali Islam di hati kita semua dan kawan-kawan kita semua. Dan tentunya tetaplah berusaha menjadi insan yg terbaik di sisi-Nya.

Selamat Tahun 2013, semoga menjadi tahun kebangkitan muslim muda islam. Amin.

Jumat, 13 Juli 2012

~.::*Wanita Sholehah adalah Bidadari Surga*::.~

Bismillahirrahmanirrahiim..
Assallamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

~.::*ღ•❀☺•ღ*::.~❀☺*::.~•ღ

Sahabat Saudaraku fillah..yang di Rahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana kita ketahui bersama,bahwa Bidadari adalah gambaran wanita sholehah, setiap wanita tentunya pasti mendambakan menjadi wanita sholehah, dan wanita-wanita surga ini sering disebut dengan Bidadari.

Bidadari terbagi menjadi dua yaitu bidadari yang Allah Subhanahu wa Ta’ala ciptakan langsung sebagai bidadari, dan sudah ditempatkan di dalam surga dan wanita-wanita sholehah mukmin yang ada di bumi yang kelak masuk surga menjadi bidadari.

Dalam Al Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menggambarkan kenikmatan-kenikmatan didalam Surga, diantaranya yaitu :

Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :

“Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk Surga). Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam Surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda dengan membawa gelas, cerek, dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih dan daging burung dari apa yang mereka inginkan." (QS. Al Waqiah : 10-21)

Di samping mendapatkan kenikmatan-kenikmatan tersebut, orang-orang yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kelak, akan mendapatkan pendamping (istri) dari bidadari-bidadari Surga nan rupawan yang banyak dikisahkan dalam ayat-ayat Al Qur’an yang mulia yaitu :

Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :

"Dan (di dalam Surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik."(QS. Al Waqiah : 22-23).

"Dan di dalam Surga-Surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan, menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni Surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin."(QS. Ar Rahman : 56)

"Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan penuh cinta lagi sebaya umurnya." (QS. Al Waqiah : 35-37)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menggambarkan keutamaan-keutamaan wanita sholehah penduduk Surga.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Bersabda :

"Seandainya salah seorang wanita penduduk Surga menengok penduduk bumi niscaya dia akan menyinari antara keduanya (penduduk Surga dan penduduk bumi) dan akan memenuhinya bau wangi-wangian. Dan setengah dari kerudung wanita Surga yang ada di kepalanya itu lebih baik daripada dunia dan isinya."(HR. Bukhari dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu)

Dari Imam Ath-Thabrany mengisahkan dalam sebuah Hadits, dari Ummu Salamah Radhiyallahu ‘Anha :

Dia berkata : ” Wahai Rasulullah, Jelaskan kepadaku firman Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang bidadari yang bermata jeli?”

Beliau Menjawab: “Bidadari yg kulitnya putih,matanya jeli dan lebar,rambutnya berkilau seperti sayap burung nazar”,

Saya bertanya lagi ” “Jelaskanlah kepada ku tentang firman Allah Subhanahu wa Ta’ala ” Laksana Mutiara yang tersimpan baik” (Q.S Al-Waqi’ah : 23)

Beliau Menjawab : ” Kebeningannya bagaikan kebeningan mutiara didalam lautan yg tak pernah tersentuh tangan manusia”

Saya Bertanya lagi : “Wahai Rasulullah, jelaskan pada ku firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “didalam surga itu ada bidadari – bidadari lagi baik dan cantik”(Q.S. Ar-Rahman : 70)

Beliau Menjawab: “Akhlaqnya baik dan wajahnya cantik pula”

Saya Bertanya lagi,Jelaskan firman Allah, Subhanahu wa Ta’ala” seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan baik”(Q.S Ash-Shaffat : 49)

Beliau Menjawab : “Kelembutanya seperti kelembutan kulit yang ada pada bagian dalam telur dan terlindungi dari kulit luar, atau yang bisa disebut putih telur”

Saya Berkata lagi, “Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Penuh cinta lagi sebaya umurnya”(Q.S Al-Waqi’ah : 37)

Beliau Menjawab : ” Mereka adalah wanita yg meninggal dunia pada usaha lanjut, dalam keadaan rabun dan beruban. itulah yg dijadikan Allah Subhanahu wa Ta’ala tatkala mereka sudah tahu, lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan mereka gadis, penuh cinta, bergairah, mengasihi dan umurnya sebaya”.

Saya Bertanya lagi, ” Wahai Rasulullah Manakah yang lebih utama wanita sholehah Dunia atau Bidadari yang bermata jeli ?

Beliau Menjawab: “Wanita-wanita Sholehah Dunia lebih utama dari bidadari bermata jeli ,seperti kelebihan tampak pada apa yang tidak tampak”

Saya Beratanya lagi : Karena apa wanita Sholehah dunia lebih utama?”

Beliau Menjawab: ” Karena Shalat mereka , shaum dan ibadah mereka pada Allah Subhanahu wa Ta’ala,dan Allah Subhanahu wa Ta’ala meletakan Cahaya pada Wajah mereka , tubuh mereka adalah kain sutera,kulit putih bersih,pakaianya berwarna hijau, Perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya dan sisirnya terbuat dari emas”.

‘Mereka berkata: “Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali , Kami mendampingi dan tidak beranjak sama sekali, Kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Bahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya”

Saya Berkata lagi, “Wahai Rasulullah, salah seorang wanita di antara kami, pernah menikah dengan 2,3 atau 4 laki-laki lalu meninggal dunia. dia masuk surga dan mereka pun masuk surga pula. siapakah diantara suaminya yang akan menjadi suaminya disurga???”…

Beliau Menjawab: “Wahai ummu Salamah..wanita itu disuruh memilih, lalu ia pun memilih diantara mereka yang akhlaqnya yg paling bagus, lalu dia berkata : “Wahai Rabb-Ku, sesungngguhnya lelaki inilah yg paling baik dan bagus akhlaqnya. Maka nikahilah aku dengannya, wahai ummu salamah… akhlaq yang baik dan bagus itu akan pergi membawa dua kebaikan; yaitu di dunia dan di akhirat”

Sahabat saudaraku fillah..Betapa indah perkataan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang menggambarkan tentang bidadari bermata jeli. Namun betapa lebih indah lagi dikala beliau mengatakan bahwa wanita dunia yang taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,lebih utama dibandingkan seorang bidadari surga.

Betapa mulianya seorang muslimah yang kaffah diin Islamnya. mereka yang senantiasa menjaga ibadah dan akhlaqnya, senantiasa menjaga keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah Allah Subhanahu wa Ta’ala,.

Sungguh, betapa indah gambaran Allah Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada wanita sholehah, yang menjaga kehormatan diri dan suaminya, tatkala cobaan dan ujian menimpa hanya kesabaran, dan keikhlasan yang ia tunjukkan. Di saat gemerlap dunia kian dahsyat menerpa, ia tetap teguh mempertahankan keimanannya.

Sebaik-baik perhiasan ialah wanita sholehah,dan wanita sholehah adalah mereka yang menerapkan Islam secara menyeluruh di dalam dirinya, sehingga kelak ia menjadi penyejuk mata bagi orang-orang di sekitarnya,serta senantiasa merasakan kebaikan di manapun ia berada.

Sahabat saudaraku fillah yang di Rahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, Mudah-mudahan manfaat buat kita semua sebagai Renungan. Yang benar haq semua datang-Nya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,yang kurang dan khilaf mohon sangat dimaafkan ’’Akhirul qalam “Wa tawasau bi al-haq Watawa saubil shabr “.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala . Senantiasa menunjukkan kita pada sesuatu yang di Ridhai dan di Cintai-Nya..Aamiin Allahum Aamiin.

~.::*Sahabat Saudaraku fillah..Silakan di Tag/Share semua Untuk Umat dan Syiar Islam,,Bantu Tag Sahabat-sahabat yang lain…. Jazzakumullahu khayran wa Barakallahu fiikum.

~.::*SaLam Santun Erat SiLaturrahim dan Ukhuwah Fillah*::.~

~.::*ღ•❀☺•ღ*::.~❀☺*::.~•ღ

•.✿ Marah itu Cinta ✿.•

.♥.Bismillah.♥.

Assalamu'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh..

Sahabat fillah..

Siapa yg tidak pernah
merasakan dimarahi orang-orang
disekitarnya. Bisa jadi pagi2 sudah
dicemberuti istri/suami, anak2 yg
rewel, di kantor atasan ngomel2,
tetangga pura-pura gak peduli,
sahabat karib gak mau terima telpon..

Ooopss... tunggu dulu, jangan buru-
buru terpancing emosi untuk ikutan
marah pada mereka..

Sahabatku, marah adalah sifat dasar
manusia. Namun pernahkah... engkau
sadari bahwa marah adalah ekspresi
seseorang menunjukkan rasa
sayangnya pada kita..??

Coba
perhatikan ketika anak kita marah,
biasanya karena kita tidak
memperhatikan mata bening mereka
ketika sedang seru bercerita, atau
ketika mereka merasa kita tidak adil,
lebih sayang pada adik/kakaknya..

Jadi
marah bisa saja adalah ekspresi
seseorang untuk menunjukkan bahwa
mereka sebenarnya sayang dan
perhatian pada kita.
Sahabatku, usahlah terburu-buru
menilai negatif/su udzhon bahkan
ikutan marah juga pada orang yg
sedang memusuhi/marah pada kita..

Dinginkan hati dan kepala, segera
berwudhu lalu sholat lah, pasti pikiran
kita jadi terbuka dan bisa memahami
penyebab kemarahan mereka..

Jika kita
berfikir bahwa marah nya mereka itu
adalah ekspresi rasa sayang dan
perhatian pada kita, maka sudah
semestinya kita tidak akan terpancing
emosi..

Sahabatku yg dirahmati Allah Ta'Ala,
Dengan hati yg lapang, jiwa yg tenang
dan kepala yg dingin, seharusnya kita
berterima kasih pada orang yg saat ini
sedang marah/kesal pada kita..

Mengapa..? Karena mereka sebenarnya
sedang mengajarkan kita kesabaran,
mereka sedang menunjukkan
perhatiannya pada kita dengan
memperlihatkan kesalahan2 diri yg
harus kita perbaiki..

Marahnya mereka
justru membuat kita instropeksi diri
dan berproses menjadi manusia yg
lebih baik dan bijak..

Jadi, jika ada yg
sedang marah padamu saat ini, jangan
tinggalkan mereka apalagi balik
memusuhinya, rangkullah dan mohon
maaflah.. Paling tidak lakukanlah
karena Allah Ta'Ala..

Sahabatku, catatan sederhana ini
adalah renungan untuk diri saya pribadi,
sebagai manusia yg acapkali lalai dan
lemah..

saya sangat berharap ada
manfaatnya pula bagi sahabat2ku yg
membacanya..

Insya Allah..

Aamiin Ya Rabbal'alamiin....

Dipersilahkan bagi sahabat'' yang ingin
SHARE / TaG,,,
Bantulah sahabat'' lain yg
membutuhkan bantuan Tag,
Semoga menjadi amal Shaleh
bersama,InsyaALLAH..

ƸӜƷ.¸¸¸.••..ƸӜƷ..••.¸¸¸.ƸӜƷ..••.¸¸¸.ƸӜƷ
´´´¶¶¶¶¶¶´´´´´´¶¶¶¶¶¶´´´
´´¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶´´¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
´´´
´¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶´´´´¶¶¶¶
´´´
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶´´´´¶¶¶¶
´´´
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶´´¶¶¶¶¶
´´´
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶ ´¶¶¶¶¶
´´´
´¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
´´
´´´¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
´´´
´´´´´¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶´´´
´´´´´´´¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶´´´
´´´´´´´´´¶¶¶¶¶¶¶¶´´´
´´´´´´´´´´´¶¶¶¶´´´Love U cOz
ALLAH
´´´´´´´´´´´´¶¶ ´´´
(´'`v´'`)
`•.¸.•´♫" ♫•*¨*•

☀ Nasihat Berharga Untuk Wanita Muslimah ☀

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Oleh: Yusuf bin Abdullah at-Turky

اللهم صل على محمد وعلى آل محمد

Segala puji bagi Allah. Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Rasulullah, para keluarga dan para sahabat beliau, serta kepada orang-orang yang mengikuti jejak dan petunjuk beliau sampai hari pembalasan.

Ada nasihat yang sederhana ini kepada setiap ukhti muslimah, yang telah rela Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai Rasul Allah.

Wahai saudariku, ukhti Muslimah. Diriwayatkan dari Anas radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Tidak beriman seseorang di antara kamu sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (Muttafaq Alaih)

Maka, baris-baris sederhana ini sengaja ditulis untuk anda dari sesama saudara muslim yang bersaksi atas nama Allah bahwa ia sangat mencintai saudarinya sebagaimana cintanya kepada keluarga dan saudari-saudari muslimah lainnya.
Wahai saudariku, ukhti Muslimah. Hendaknya kita tahu dengan penuh keyakinan, kita tidak diciptakan main-main tanpa ada arti dan tidak pula dibiarkan begitu saja tanpa tujuan dan pertanggung-jawaban. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman:

“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja yang Sebenarnya; tidak ada tuhan (yang paling berhak disembah) kecuali Dia, Tuhan (yang Mempunyai) Arasy yang Mulia.” (QS. Al-Mu’minun: 115-116).

“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung-jawaban)?” (QS. Al-Qiyamah: 36).

Tapi kita telah diciptakan oleh Allah, Pencipta alam yang indah ini, untuk suatu tujuan yang agung, sebagai mana firman Nya:

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56).

Allah juga telah menerangkan kepada kita tentang ibadah tersebut dengan pengertiannya yang meliputi seluruh aspek kehidupan melalui para Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana firman Nya:

“Sesungguhnya Kami telah mengutus para rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca (keadilan) agar manusia dapat melaksanakan keadilan.” (QS. Al-Hadid: 25).

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada setiap umat (untuk menyerukan): ’Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu.” (QS. An-Nahl:36).

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan kepada kita nikmat dengan mengutus Muhammad bin Abdullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagai nabi terakhir dan rasul yang diutus untuk seluruh umat manusia. Allah Ta’ala berfirman:

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah (Rasulullah) dan penutup para nabi.” (QS. Al-Ahzab:40).

“Katakanlah: ‘Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada tuhan (yang paling berhak disembah) selain Dia, Yang Maha Menghidupkan dan Maha Mematikan. Maka berimanlah kepada Allah dan Rasul Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kalimat-kalimat Nya (kitab-kitab Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk.” (QS. Al-A’raf: 158).

Maka segala puji bagi Allah atas nikmat islam.

Wahai saudariku, Ukhti Muslimah. Ketahuilah –semoga Allah memberi taufiq kepada anda untuk setiap kebaikan-, bahwa Islam telah mengatur kehidupan seorang muslim dan muslimah sesuai dengan sistem yang datang dari Pencipta alam ini, Dzat Yang Maha Tinggi dan Maha Suci, Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Untuk itu, saya wasiatkan agar anda berpegang teguh pada ajaran–ajaran agama Islam ini, baik yang kecil maupun yang besar, di setiap waktu dan tempat. Dan hendaknya Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjadi sinar penerang yang menerangi jalan anda. Semoga Allah menjaga dan memelihara anda.

…Saya wasiatkan agar anda berpegang teguh pada ajaran–ajaran agama Islam ini, baik yang kecil maupun yang besar, di setiap waktu dan tempat…

Wahai saudariku, ukhti Muslimah. Ketahuilah –semoga Allah menjaga anda- bahwa kebahagiaan di dunia dan akhirat tergantung pada pelaksanaan syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam kehidupan kita. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan, sedang ia beriman, maka sesungguhnya Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya Kami akan berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97).

Dan berhati-hatilah dari pengaruh kebatilan syaitan dari kalangan manusia dan jin, yang sudah dimake up sedemikian rupa oleh mereka, karena mereka sangat berbahaya. Pencipta Anda dan Pencipta alam semesta ini telah mengingatkan dalam Al-Qur’an:

“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan dari (jenis) manusia dan (jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).” (QS. Al-An’am: 112).

“Dan demikian juga, telah Kami jadikan untuk setiap nabi musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi Petunjuk dan Penolong.” (QS. Al-Furqan:31).

Wahai saudariku, ukhti Muslimah. Berbekallah dengan ilmu agama dari Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam. Usahakan agar dapat menghafal Kitabullah atau semampumu yang dapat anda hafalkan. Belajarlah rukun-rukun Iman, rukun-rukun Islam, dan Ihsan. Praktekkanlah semua itu dalam kehidupan nyata anda. Jadilah anda –semoga Allah memberi taufik kepada anda untuk apa yang dicintai dan diridhai Nya- suri tauladan yang baik untuk keluarga dan saudari-saudari anda, yang lain, yang muslimah.

..Wahai saudariku, ukhti Muslimah. Berbekallah dengan ilmu agama dari Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam.

Usahakan agar dapat menghafal Kitabullah atau semampumu yang dapat anda hafalkan…

Wahai saudariku, ukhti Muslimah. Belajar dan laksanakanlah hadits berikut ini; Dari Umar bin Khattab radhiyallah ‘anhu berkata: “Ketika kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada suatu hari tiba-tiba datang seorang laki-laki berpakaian putih sekali dan rambut hitam pekat, tidak tampak padanya bekas perjalanan jauh dan tak seorang pun di antara kita yang mengenalnya, sampai duduk dekat beliau kemudian menyandarkan kedua dengkulnya dengan dengkul beliau dan berkata: ‘Hai Muhammad, beritahu aku tentang Islam!’

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: ‘Islam adalah agar engkau bersaksi bahwa tiada tuhan (yang paling berhak disembah) selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadan, dan agar engkau menunaikan haji ke Baitullah jika engkau mampu melaksanakan perjalanan kesana.’

Ia berkata: ‘engkau benar.’

Kami semua heran kepadanya karena dia bertannaya pada beliau dan membenarkannya.

Kemudian ia bertannya: ’Beritahu aku tentang Iman’.

Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: ’Agar engkau beriman kepada Allah, Malaikat-malaikatNya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, Hari Kemudian, dan agar engkau beriman kepada Qadar yang baik dan yang buruk.’

Ia berkata: ‘engkau benar’

Kemudian ia bertanya lagi : ’Beritahu aku tentang Ihsan!’

Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: ‘Agar engkau beribadah kepada Allah seakan –akan engkau melihat Nya, jika engkau tidak melihat Nya sesungguhnya Dia melihat engkau.’

Tanyanya lagi: ‘Beritahu aku tentang Kiamat.’

Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: ‘Yang ditanya tidak lebih tahu tentangnya daripada yang menanya.”

Tanyanya lagi: ‘Beritahu aku rentang tanda-tanda nya (Kiamat).’

Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: ‘Seorang budak perempuan melahirkan majikannya, dan engkau lihat orang-orang bangkit tanpa sandal dan tanpa pakaian dan tanpa khitan, para penggembala kambing membangun gedung-gedung pencakar langit.’

Kemudian orang tersebut pergi dan saya diam lama sekali, lalu beliau bertanya: ’Wahai Umar, tahukah engkau siapa yang bertanya tadi?’

Aku jawab: ‘Allah dan Rasul Nya lebih tahu’.

Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: ‘Dia adalah Jibril telah datang padamu untuk agamamu kepadamu.” (Riwayat Muslim).

Wahai saudariku, ukhti Muslimah. Hayatilah ayat-ayat berikut ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonan mereka(dengan berfirman): “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan, (karena) sebagian kamu adalah sebagian turunan yang lain.” (QS. Ali Imran:195).

“Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! Maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya”. Dan mereka mengucapkan: “Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada Kami dan telah (memberi) kepada Kami tempat ini sedang Kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja yang Kami kehendaki; Maka surga Itulah Sebaik-baik Balasan bagi orang-orang yang beramal.” (QS. Az-Zumar:73-74)


_☺☺_
Bagi yang berminat taq atau share untuk saudaranya dipersilahkan..
Insya Allah akan dicatat suatu amal baik

☆Jazakumullahu khayran wa barakallahu fiikum☆

♥.•Salam santun erat silaturrahmi dan ukhuwah fillah•.♥

☀ Nasihat Berharga Untuk Wanita Muslimah ☀

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Oleh: Yusuf bin Abdullah at-Turky

اللهم صل على محمد وعلى آل محمد

Segala puji bagi Allah. Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Rasulullah, para keluarga dan para sahabat beliau, serta kepada orang-orang yang mengikuti jejak dan petunjuk beliau sampai hari pembalasan.

Ada nasihat yang sederhana ini kepada setiap ukhti muslimah, yang telah rela Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai Rasul Allah.

Wahai saudariku, ukhti Muslimah. Diriwayatkan dari Anas radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Tidak beriman seseorang di antara kamu sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (Muttafaq Alaih)

Maka, baris-baris sederhana ini sengaja ditulis untuk anda dari sesama saudara muslim yang bersaksi atas nama Allah bahwa ia sangat mencintai saudarinya sebagaimana cintanya kepada keluarga dan saudari-saudari muslimah lainnya.
Wahai saudariku, ukhti Muslimah. Hendaknya kita tahu dengan penuh keyakinan, kita tidak diciptakan main-main tanpa ada arti dan tidak pula dibiarkan begitu saja tanpa tujuan dan pertanggung-jawaban. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman:

“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja yang Sebenarnya; tidak ada tuhan (yang paling berhak disembah) kecuali Dia, Tuhan (yang Mempunyai) Arasy yang Mulia.” (QS. Al-Mu’minun: 115-116).

“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung-jawaban)?” (QS. Al-Qiyamah: 36).

Tapi kita telah diciptakan oleh Allah, Pencipta alam yang indah ini, untuk suatu tujuan yang agung, sebagai mana firman Nya:

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56).

Allah juga telah menerangkan kepada kita tentang ibadah tersebut dengan pengertiannya yang meliputi seluruh aspek kehidupan melalui para Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana firman Nya:

“Sesungguhnya Kami telah mengutus para rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca (keadilan) agar manusia dapat melaksanakan keadilan.” (QS. Al-Hadid: 25).

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada setiap umat (untuk menyerukan): ’Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu.” (QS. An-Nahl:36).

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan kepada kita nikmat dengan mengutus Muhammad bin Abdullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagai nabi terakhir dan rasul yang diutus untuk seluruh umat manusia. Allah Ta’ala berfirman:

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah (Rasulullah) dan penutup para nabi.” (QS. Al-Ahzab:40).

“Katakanlah: ‘Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada tuhan (yang paling berhak disembah) selain Dia, Yang Maha Menghidupkan dan Maha Mematikan. Maka berimanlah kepada Allah dan Rasul Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kalimat-kalimat Nya (kitab-kitab Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk.” (QS. Al-A’raf: 158).

Maka segala puji bagi Allah atas nikmat islam.

Wahai saudariku, Ukhti Muslimah. Ketahuilah –semoga Allah memberi taufiq kepada anda untuk setiap kebaikan-, bahwa Islam telah mengatur kehidupan seorang muslim dan muslimah sesuai dengan sistem yang datang dari Pencipta alam ini, Dzat Yang Maha Tinggi dan Maha Suci, Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Untuk itu, saya wasiatkan agar anda berpegang teguh pada ajaran–ajaran agama Islam ini, baik yang kecil maupun yang besar, di setiap waktu dan tempat. Dan hendaknya Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjadi sinar penerang yang menerangi jalan anda. Semoga Allah menjaga dan memelihara anda.

…Saya wasiatkan agar anda berpegang teguh pada ajaran–ajaran agama Islam ini, baik yang kecil maupun yang besar, di setiap waktu dan tempat…

Wahai saudariku, ukhti Muslimah. Ketahuilah –semoga Allah menjaga anda- bahwa kebahagiaan di dunia dan akhirat tergantung pada pelaksanaan syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam kehidupan kita. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan, sedang ia beriman, maka sesungguhnya Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya Kami akan berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97).

Dan berhati-hatilah dari pengaruh kebatilan syaitan dari kalangan manusia dan jin, yang sudah dimake up sedemikian rupa oleh mereka, karena mereka sangat berbahaya. Pencipta Anda dan Pencipta alam semesta ini telah mengingatkan dalam Al-Qur’an:

“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan dari (jenis) manusia dan (jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).” (QS. Al-An’am: 112).

“Dan demikian juga, telah Kami jadikan untuk setiap nabi musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi Petunjuk dan Penolong.” (QS. Al-Furqan:31).

Wahai saudariku, ukhti Muslimah. Berbekallah dengan ilmu agama dari Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam. Usahakan agar dapat menghafal Kitabullah atau semampumu yang dapat anda hafalkan. Belajarlah rukun-rukun Iman, rukun-rukun Islam, dan Ihsan. Praktekkanlah semua itu dalam kehidupan nyata anda. Jadilah anda –semoga Allah memberi taufik kepada anda untuk apa yang dicintai dan diridhai Nya- suri tauladan yang baik untuk keluarga dan saudari-saudari anda, yang lain, yang muslimah.

..Wahai saudariku, ukhti Muslimah. Berbekallah dengan ilmu agama dari Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam.

Usahakan agar dapat menghafal Kitabullah atau semampumu yang dapat anda hafalkan…

Wahai saudariku, ukhti Muslimah. Belajar dan laksanakanlah hadits berikut ini; Dari Umar bin Khattab radhiyallah ‘anhu berkata: “Ketika kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada suatu hari tiba-tiba datang seorang laki-laki berpakaian putih sekali dan rambut hitam pekat, tidak tampak padanya bekas perjalanan jauh dan tak seorang pun di antara kita yang mengenalnya, sampai duduk dekat beliau kemudian menyandarkan kedua dengkulnya dengan dengkul beliau dan berkata: ‘Hai Muhammad, beritahu aku tentang Islam!’

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: ‘Islam adalah agar engkau bersaksi bahwa tiada tuhan (yang paling berhak disembah) selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadan, dan agar engkau menunaikan haji ke Baitullah jika engkau mampu melaksanakan perjalanan kesana.’

Ia berkata: ‘engkau benar.’

Kami semua heran kepadanya karena dia bertannaya pada beliau dan membenarkannya.

Kemudian ia bertannya: ’Beritahu aku tentang Iman’.

Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: ’Agar engkau beriman kepada Allah, Malaikat-malaikatNya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, Hari Kemudian, dan agar engkau beriman kepada Qadar yang baik dan yang buruk.’

Ia berkata: ‘engkau benar’

Kemudian ia bertanya lagi : ’Beritahu aku tentang Ihsan!’

Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: ‘Agar engkau beribadah kepada Allah seakan –akan engkau melihat Nya, jika engkau tidak melihat Nya sesungguhnya Dia melihat engkau.’

Tanyanya lagi: ‘Beritahu aku tentang Kiamat.’

Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: ‘Yang ditanya tidak lebih tahu tentangnya daripada yang menanya.”

Tanyanya lagi: ‘Beritahu aku rentang tanda-tanda nya (Kiamat).’

Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: ‘Seorang budak perempuan melahirkan majikannya, dan engkau lihat orang-orang bangkit tanpa sandal dan tanpa pakaian dan tanpa khitan, para penggembala kambing membangun gedung-gedung pencakar langit.’

Kemudian orang tersebut pergi dan saya diam lama sekali, lalu beliau bertanya: ’Wahai Umar, tahukah engkau siapa yang bertanya tadi?’

Aku jawab: ‘Allah dan Rasul Nya lebih tahu’.

Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: ‘Dia adalah Jibril telah datang padamu untuk agamamu kepadamu.” (Riwayat Muslim).

Wahai saudariku, ukhti Muslimah. Hayatilah ayat-ayat berikut ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonan mereka(dengan berfirman): “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan, (karena) sebagian kamu adalah sebagian turunan yang lain.” (QS. Ali Imran:195).

“Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! Maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya”. Dan mereka mengucapkan: “Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada Kami dan telah (memberi) kepada Kami tempat ini sedang Kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja yang Kami kehendaki; Maka surga Itulah Sebaik-baik Balasan bagi orang-orang yang beramal.” (QS. Az-Zumar:73-74)


_☺☺_
Bagi yang berminat taq atau share untuk saudaranya dipersilahkan..
Insya Allah akan dicatat suatu amal baik

☆Jazakumullahu khayran wa barakallahu fiikum☆

♥.•Salam santun erat silaturrahmi dan ukhuwah fillah•.♥